Lanjut ke konten

Jambi dikepung asap!

8 September 2015
Jambi dikepung asap!

Sepertinya sudah menjadi bencana langganan setiap musim kemarau, maka sumatera dan kalimantan menjadi hotspot terbesar dan terbanyak, sayangnya hotspot ini bukan internet kencang, tetapi titik api yang menimbulkan asap yang sudah menjadi gangguan secara menyeluruh, beberapa aktifitas terhenti seperti Jalur Penerbangan dan Anak-anak sekolah yang diliburkan karena tingkat ISPU ( Index Standart Pencemaran Udara ) sudah diatas 100 yang merupakan ambang bahaya.

Jambi dikepung asap! Duh gawat, kota kelahiranku (adik-adikku) terkena juga disamping propinsi lain di Sumatera seperti Sumatera Selatan dan Pekanbaru.

Lalu ingatan saya kembali pada periode tahun 1990 – 1993 ketika saya menetap di Transmigrasi Unit VII Durian Luncuk Kab. Batanghari Jambi, Saat musim kemarau antara Juni-Juli-Agustus menjadi aktifitas menyenangkan bagi saya karena hari-hari akan dinikmati sambil bermain diladang menemani orangtua memanen padi huma (ladang), berlarian mengejar belalang, memasang jerat puyuh maupun sekedar memasang joran pancing di sungai yang melintasi ladang, lalu sore harinya balik dengan berjalan kaki sambil kepala menyunggi gabah seberat 10-15 kg. Petani di transmigrasi saat itu tentunya memanfaatkan moment kemarau untuk kembali menggarap ladang dengan membabat rumput dan perdu-perdu ditunggu sekira satu minggu hingga mengering lalu membakarnya, masing-masing KK cuma membakar ladang seluar 1 Ha saja kok, cuma ya semuanya serentak dan asap membumbung tinggi, bila tidak hati-hati ya api akan merembet ke kebon karet yang berbatasan dengan ladang, dan sudah pernah kejadian api merembet ke kebon karet milik orangtua dari ladang yang dibakar oleh tetangga, namun apa boleh buat selain pasrah, setelahnya biasanya tidak selang lama bulan-bulan september hujan sudah mulai turun dan ladang pun sudah kembali basah oleh air hujan lalu siap ditanami kembali, entah dengan padi ataupun tamanan palawija lainnya.

Saat itu saya tidak berfikir bahwa asap yang ditimbulkan oleh pembakaran ladang untuk bercocok tanam ini akan menjadi bencana nasional yang rutin dikemudian harinya, atau mungkin juga karena masih kecil ya, jadi yang ada ya bergembira ikut menyulut api dan membakar rumput kering di ladang.

Saat ini, Pembakaran ladang sudah menjadi kegiatan mengerikan karena disinyalir tidak dilakukan oleh petani yang akan membuka ladang dan bercocok tanam untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi oleh korporasi yang mengambil jalan mudah untuk membuka lahan baru dan garapan baru dengan menanam jutaan pohon karet ataupun sawit, maka wajar bila perilaku serakah itu menimbulkan bencana yang mengerikan.

Semoga ada tindakan nyata dari pemerintah dan penegak hukum terhadap pelaku pembakaran hutan setiap tahun ini, dan bijak memberikan ijin pembukaan hutan untuk kawasan industri Karet dan Sawit, walau mungkin harapan itu serasa “Jauh panggang dari api”

Semoga bencana asap segera berlalu, saudaraku di sumatera dan kalimantan segera terbebas dari kepungan asap dan hujanpun akan turun dengan segera membasahi bumi.

Solar Panel di Taman Pelabuhan Pelelangan Ikan Rembang

3 Agustus 2015

Saya berkesempatan mengunjungi Rembang dalam rangka mengikuti Pameran di Balai Kartini Rembang, Suatu pagi saya dan kang adeanto menyempatkan diri untuk berburu sunrise di Pelabuhan Perikanan Tasik Agung Rembang, kegiatan yang dilakukan adalah motret matahari terbit, karena selalu indah bila memandang matahari terbit setiap harinya, apalagi ini seolah muncul dari dalam laut.

Sekira pukul 6.30 proses pengambilan foto-foto sunrise dan kapal penangkap ikan yang sedang bersandar bergeser ke arah barat di sebuah taman depan pos pantau TNI AL.

Kapal Bersandar

Kapal Bersandar

Kang adeanto sibuk dengan nikonnya mengambil berbagai moment yang ada, pandangan saya teralihkan pada tiang-tiang lampu taman yang ada, dan diatasnya terpasang Panel Surya, tentunya saya sangat antusias melihat itu, karena saat ini sedang ujicoba penggunaan #SolarCell untuk penerangan di rumah Cianjur.

Namun alangkah kecewanya saya, karena dari semua lampu yang ada, sekira 7 lampu dengan tenaga surya semuanya sudah tak terawat kalau tidak dikatakan hancur berantakan :(, dari ketujuh titik lampu taman itu saya perhatikan kondisi panel masih bagus walau sudah ada yang menggelayut lepas dari dudukannya dan ada satu tiang yang “bersih” karena panelnya pun raib, saya lalu membayangkan bagaimana ini bisa sangat bermanfaat bila digunakan untuk penerangan dengan konsep arus DC dan dipelihara dengan baik, sayangnya saya tidak bisa melihat berapa kapasitasnya, perkiraan sekitar 20wp.

Panel yang box panelnya menganga tak berisi

Panel yang box panelnya menganga tak berisi

Seperti sering didiskusikan dengan teman-teman DRR Gunungkidul penerangan berbasis solar panel yang pengadaan dilakukan oleh pemerintah akan selalu berakhir pada tahun pertama, bahkan tragisnya usia fungsi penerangannya hanya 6-8 bulan saja dan setelah itu RUSAK, walaupun panel surya tetep akan bisa difungsikan kembali, berdasarkan pengalaman kerusakan selalu terjadi pada AKI yang menampung energinya.

Solarpanelnya menjuntai :(

Solarpanelnya menjuntai šŸ˜¦

Semoga proyek-proyek panel yang sekarang sepertinya menjadi demam semua pemda bahkan nasional tidak hanya proyek menghabiskan anggaran tanpa dipikirkan kelanjutan dan pemeliharaannya.

Cerita soal panel surya lain bisa dibaca diblog saya yang lain : www.dobelden.com

Pahitnya sebuah perubahan, renungan by @Rhenald_Kasali

25 Juni 2015

Awalnya saya mendapat share ini disebuah Grup Whatsapp, lalu ada teman yang share di FB juga, namun ketika saya telusuh di fanspage dan web rumahperubahan kok nggak ada, maka saya memberanikan diri bertanya via akun twitter beliau dan mendapat konfirmasi bahwa itu adalah kultwit beliau, saya sudah minta ijin untuk membagikan via blog ini, silahkan disimak ya,

Guys, dolar sudah tembus Rp 13.3 ribu. Sebentar lagi akan banyak kita saksikan postingan yang hanya mengeluhkan keadaan dan complain. Padahal bagi mereka yang memiliki entrepreneurial thinking & action, remember this one: Every single bad news is good news. It is opportunity.
Dulu saat dollar tembus Rp 17.000 (krismon 1998) dimana-mana hanya ada komplain, karena sebagian besar pengusaha hutangnya in USD. Tetapi diam-diam petani kopi di Lahat, lampung, dll, hidup senang dari export.

Demikian juga exportir lainnya. Senang diam saja. Rugi, ramai!
Tentu ini tidak akan menyenangkan bagi mereka yang berpenghasilan tetap: PEGAWAI. Apalagi jika sudah sangat konsumtif. Tentu ini menyulitkan bagi pengrajin Tempe, karena sebagian besar bahan baku kedelai kita masih impor. Tapi ini baik bagi petani kedelai lokal.
Sayangnya, luas lahan pertanian kedelai untuk memenuhi perut kita yang doyan makan tempe tidak memadai.

Sayangnya pula, ini menjelang hari raya. Kebutuhan pangan kita sedang tinggi2nya. Stok kita pun perlu penanganan khusus, sebab kita tinggal di negri kepulauan yang uang untuk bangun infrastrukturnya bertahun2 telah kita bakar buat subsidi BBM di daerah padat.

Dan KEPAHITAN INI masih harus kita jalani minimal 3 tahun ke depan. Mengapa 3 TAHUN?. Karena inilah PERUBAHAN. Ketika kurva ekonomi sedang naik ke atas, kita bongkar karena ekonomi selama ini TIDAK BALANCE. Selama ini tidak balance antara kapitalisme dengan kerakyatan, antara Indonesia barat dengan timur, antara plutokrat dengan buruh.
KITA Bongkar, terjadi perubahan, kurva pertama dalam SIGMOID CURVE kita tinggalkan. Masuk ke kurva kedua, harus siap turun dahulu. TURUN karena rakyat kaya tak disubsidi BBM nya, impaknya pada harga pangan, tapi infrastruktur yang dibangun baru akan jadi 3 tahun lagi.
PADAHAL infrastruktur yang buruk itulah yang mengakibatkan kita kalah bersaing dengan negri jiran, logistic cost kita mahal, ketimpangan dsb. Pelabuhan2 baru yang lautnya dalam, dermaga lebih luas, dengan teknologi baru, akan jadi 3 tahun lagi. Kita baru pada tahap groundbreaking.

Selama 30 tahun Jasa Marga hadir, kita hanya bisa membangun 800 km jalan tol. Kini akan dibangun jalan tol baru besar2an. Selama bertahun2 kita sedikit sekali mebangun power plant, bberapa tahun terakhir hanya 1.000-2.000 MW. Kini dibangun 7-10.000 MW setahun. Selama puluhan tahun kereta api hanya ada di jawa dan sebagian Sumatra, tahun depan ribuan KM akan dibangun di semua pulau Nusantara.

Semua itu akan membuat kita lebih baik, tapi 3-5 tahun lagi. Sabarkah kita? Ini masalah besar. Kesabaran bukan masalah kecil. Sulit disangkal kita tengah terbelenggu oleh Zona Nyaman. Nyaman dengan uang banyak, pulsa murah, bebas bicara, dan jual kecap. Kita lagi senang ganti gadget, motor-mobil, ziarah, piknik, umroh, beli tas mewah (40% yang antree di hermes Paris adalah orang kita).

Pengacara kita juga senang karena sedang banyak kasus korupsi, prostitusi, artis konflik, sengketa tanah, judicial review dst. Feenya pun tinggi. Dokter juga senang karena rumahsakit penuh terus, penyakit tak kunjung habis di negri ini. Bahkan dukun pun sibuk.
Wirausaha juga senang karena masih bisa menghindar dari pajak, meski perijinan mahal, toh bisa usaha tanpa izin. Guru2 juga senang karena sejak gajinya membaik, status lebih menatik, motor pun berganti mobil.

Politisi yang korup juga makin senang karena KPK sedang melemah dan mereka bisa mengajukan praperadilan. Orangtua pun senang karena memasukkan anak ke SD sampai SMA pun gratis. Tak banyak yang menyadari bahwa uang kuliah kita pun underprice. Kebanyakan preman pun juga senang karena mereka bisa membuat ormas yang tak bisa dibubarkan. Ormas2 bisa jadi alat untuk menekan, demo bayaran dll.

Tetapi semua itu selalu disambut dengan PENYANGKALAN.

Menyangkal telah menjadi kaya. Kita terus merasa miskin dan akhirnya kelakuan kita pun bak rakyat miskin. Kita menjadi lebih banyak menuntut ketimbang berbuat, blamming others ketimbang mengkoreksi diri, mencari2 kesalahan ketimbang usulan. Kita menjadi lebih banyak ingin menguasai, mengambil. Ketimbang memberi. Dan menjadi tak sabaran.

Padahal, perubahan kita suarakan. Kita tuntut. Namun tak banyak yang mengerti, perubahan itu artinya PENGORBANAN. PERUBAHAN itu butuh kita. Butuh dukungan moril. Bukan hujatan. Kalau anda hujat, mereka akan kembali POPULIS dan AMBIGU seperti masa lalu.

BERBAHAGIALAH kalian yang bersabar, yang sudah melihat (masa depan itu), meski BELUM TERLIHAT. NAMUN kasihanilah, mereka yang DIBUTAKAN, apalagi yang sudah buta namun mulutnya pedas, enteng menghujat dan selalu menyuarakan kebencian.

Sekali lagi, PERUBAHAN butuh KITA. Jangan buang waktu. BERBUAT jauh lebih baik ketimbang mencari-cari kesalahan. Kata E Rossevelt, The Future belongs to those who believe in the beauty of their dreams. Action yuk.

(Rhenald Kasali)

Langkah apa yang akan kita ambil? ya hanya kita yang bisa memutuskan.

From Silicon Valley to the iValley

11 Juni 2015

Pada saat ngantor di Qwords.com Bandung setelah acara FestivalTIK 2015 di Sabuga, saya berkesempatan untuk mengikuti event #TechnicalThursday di #BandungDigitalValley.

BDV Tease 11r

Technical Thursday kali ini yang jadi pemateri adalah Dr Adel Youssef dari Wireless Stars, detail profile beliau :

Dr. Adel Youssef has a PhD in Computer Science from University of Maryland. He is a former Google employee leading a team to develop Google Location Based Services (LBS) platform. Dr. Youssef is the main architect behind Google My Location technology, winner of Google Founders award for Innovation. He also built a similar platform at Microsoft Research.
Dr. Youssef is also the CEO and founder of Wireless Stars Inc., a company that builds a suite of mobile cloud-based platforms that target the market need in the MENA and APAC regions. These platforms revolutionized the way customers engage with certain brands via mobile devices using Augmented Reality, gamification, as well as our proprietary indoor location determination technology. As pioneers in the MENA/APAC mobile market, Wireless Stars has a great potential to acquire the consumer mindset early, and grow as mobile advertising takes off.
Dr. Youssef has 12 patents in the areas of location determination, mobile advertising, and behavior and context analysis. He is the first Arab to be selected by O’REILLY media as a keynote speaker during Where Conference, the #1 industry conference in LBS. In 2012, he was selected by Al-Monitor, a Lebanese new media journal, among 25 Tech Stars of the Middle East

Nah dari materi yang disampaikan, saya mencoba mencatat point2nya dalam bahasa aslinya ( bahasa Inggris, karena gak gape menterjemahkan hihi ) :

Howto Build Technology Start Up :

  1. Research toward building a product ( not only prototype )
  2. Enable by building cloud computing
  3. Mobile cloud computing
  4. Analyze

Why Indonesia ( Reason why wireless stars choose Indonesia )

  1. 4th biggest nation in the world
  2. 33 million Smartphone
  3. 55% < 30 years old
  4. 62% of internet use from Smartphone
  5. too many problem to solve — build not consume

Buid team

  1. Diversity in founder team
  2. Vesting schedule for founder tried to KPI’s
  3. Fire Quickly people that are difficult, unproduct, unreliable

Produk

  1. Ā Product management VS project management ( Good engineer != Good at product management )
  2. MVP ( minimum valuable product ), the question Will people buy because of this feature? or will people not buy because of this feature is lacking? answer to both question is “NO” –> dont build.
  3. Open source, because cheap and support with community
  4. Simplicity is King
  5. Listen but be carefull, wrong feedback due to lack of education

Ā Team –> Lesson with local Flavor

  1. Limited Talent ( engineer, UI Design, UX Design, Marketing and Sales ) the brain migration problem
  2. Culture of Entrepreneurship, is not there yet ( Fresh Graduate, Family and Friends )
  3. CEO / Founder is not title, but hardwork, no sleeping, high blood pressure, knocking head againts the wall, persistent, patience. Persistent mean alway pay off, Patience mean All you need.

Typical Business Model :

User -> Data -> Analytics -> Advertisers -> Money -> User

  1. First Client, No trust – startup risky
  2. Investment the VC vs Incubation, VC is more into banker, money + a board seat + monthly report, need for VCI ( VC + Incubator )
  3. Legal, no startup legal infrastrukture
  4. Definition of successfull exit
  5. Sales, preferable from day one
  6. Oxygen, sustainable revenue stream.

Nah itu point2 materi yang sempat dicatat, semoga bermanfaat.

note : iValley = Indonesia Valley

Sabanda sariksa satika FestivalTIK 2015

16 Mei 2015

Saya sendiri baru ikutan FestivalTIK yang pertama di Bandung, dan saat itupun baru gabung di RelawanTIK, perhelatan tahun-tahun berikutnya tidak bisa hadir karena selalu bertepatan dengan agenda lain yang tidak bisa ditinggalkan.


Tahun 2015 ini FestivalTIK kembali ke Bandung dengan tema “Sabanda Sariksa SaTIKa”, ada apa aja sih di FestivalTIK tahun 2015 di Bandung, bisa disimak release dari Panitia berikut ini :

Festival TIK merupakan ajang pertemuan para stakeholder di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (pemerintah, akademisi, pebisnis, komunitas, masyarakat) untuk lebih mendekatkan dan mengakrabkan masyarakat dengan dunia TIK.

Festival TIK pertama sukses digelar pada tahun 2012 di Gd. Politeknik Telkom Bandung dengan tema ā€œWilujeng Surfingā€, dilanjutkan pada tahun 2013 di Jx International Expo Surabaya dengan tema ā€œJer Basuki Mawa Teknoā€, dan tahun 2014 di Lion Plaza Hotel Manado dengan tema ā€œSitou Timou Tumou Tou deng TIKā€.

Tahun ini, Relawan TIK bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pemerintah Kota Bandung, dan didukung para sponsor serta media partner yang peduli pada pemanfaatan TIK untuk bangsa, menggelar kembali Festival TIK Untuk Rakyat pada tanggal 28-29 Mei 2015 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung. Memperhatikan pesatnya penetrasi pertumbuhan pengguna internet Indonesia, maka Festival TIK tahun ini dianggap perlu untuk mengusung tema ā€œBuilding Indonesian Smart Societyā€ dengan maksud membangun masyarakat cerdas Indonesia di bidang TIK, dengan bersemboyankan ā€œSabanda Sariksa SaTIKaā€ yang berarti TIK Milik(hak) Kita dan Untuk Kepentingan Bersama, serta dengan tagline ā€œHayu Urang NgeTIKā€ yang berarti seruan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama memanfaatkan TIK. Festival TIK 2015 akan dikemas secara lebih menarik dengan isu-isu kekinian dalam seminar/panel nasional, workshop, pameran dan bazzar, serta silaturahmi antar komunitas se-Indonesia.

Seminar nasional kali ini dibagi ke dalam 5 sesi yang akan mengupas tuntas seputar Smart Society, Pemanfaatan Internet untuk Masyarakat Digital, Kebijakan Penapisan Konten Internet Bermuatan Negatif, Pemanfaatan Open Source untuk Smart City, dan Membangun Start-up di Indonesia. Tentunya materi-materi tersebut akan dibahas secara detail oleh para pakar di bidangnya.

Pada sesi pertama, akan hadir Ridwan Kamil (Walikota Bandung) membahas Smart City, Bambang Heru Tjahjono (Dirjen Aplikasi Informatika) membahas rencana pemerintah dalam membangun Smart City, Budiman Sudjatmiko (Aktivis dan Politisi) membahas Smart Village, dan Achmad Sugiarto (Telkom Digital Bisnis) membahas konten digital pengisi Smart City dan Smart Village.

Pada sesi kedua, akan hadir Septriana Tangkary (Direktur Pemberdayaan Informatika) membahas kebijakan pemanfaatan internet kreatif, Atalia Praratya (Ketua PKK Bandung) membahas peran wanita dalam mengembangkan ide dan kreativitas melalui media, Andi Budimansyah (PANDI) membahas domain.id dalam dunia kreatif digital Indonesia, Joshua K. Rombot (ICT Watch) membahas building block for smart society (perspektif komprehensif dalam membangun smart city, smart society, smart ecosystem), dan Gustaff (Common Room) membahas peran IT dalam menunjang dunia kreatif di Bandung.

Pada sesi ketiga, akan hadir Cahyana Ahmadjajadi (Dewan Pendiri Relawan TIK) membahas amanat UU ITE dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, Ir. Azhar Hasyim (Direktur e-bisnis Kominfo) membahas Kebijakan Penapisan Konten Bermuatan Negatif, Komjen Pol. Drs. Saud Usman Nasution, S.H., M.M. (BNPT) membahas terorisme dan penyebarannya di internet, dan Yamin El Rust (Nawala) akan membahas bagaimana praktek penapisan konten internet di berbagai Negara.

Pada sesi keempat, akan hadir Onno W. Purbo (Pakar TIK) membahas pemanfaatan open source untuk menunjang aplikasi konten smart city, Dr. Masaki Umejima (Keio University) membahas transportasi praktis, less cash society, dan Bambang Soeprijanto (Dewan Pendiri Relawan TIK) akan membahas peran komunitas dalam memasyarakatkan open source.

Pada sesi terakhir seminar akan hadir Semmy Pangerapan (APJII) membahas peran APJII dalam mendorong start-up di Indonesia, Rendy Maulana (Qwords.com) membahas bagaimana membangun start-up menjadi perusahaan besar, Yohanes (Bandung Digital Valley) membahas BDV sebagai inkubasi start-up, Yohan Totting (Komunitas Start-Up/FOWAB) akan membahas tentang memulai start-up atau peta start-up, dan Erlan Rinaldi (Sobat Budaya) yang telah banyak memanfaatkan startup budaya untuk menjual image bangsa.

Selain seminar, ada juga workshop yang menampilkan para pakar di bidangnya masing-masing. Workshop pada Festival TIK kali ini menghadirkan 30 kelas/materi yang dibagi ke dalam 5 sesi dengan berbagai tema, antara lain Game for Fun, dampak positif dan negatif pada internet, smart city Bandung, e-commerce, social media, dan lain-lain.

Festival TIK juga mengadakan ajang silahturahmi dalam kemasan pameran berbagai aktifitas komunitas, pameran kemajuan TIK daerah, TIK pada pedesaan, pameran perangkat TIK, dan hal lain yang akan membuka wawasan kita para penggerak TIK untuk masyarakat luas.

Segala informasi mengenai Festival TIK untuk Rakyat 2015 dapat diakses melalui akun sosial facebook Festival TIK, twitter @festik2015, instagram @festivalTIK, official line @relawanTIK, dan website http://www.festival-tik.web.id. Sebagai penutup, acara Festival TIK ini sangat terbuka untuk umum dan GRATIS. Jangan menunggu lagi dan segera mendaftar!

Hayu Urang NgeTIK and See You in Bandung