Lanjut ke konten

TB Paru hampir membunuh Bapakku

15 Maret 2015

Bapak, sudah terdeteksi sakit dan batuk-batuk sejak tahun 2001, mendapat kabar ketika saya sudah berada di Jogjakarta, saat itu saya berfikir hanya batuk biasa saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan karena buktinya bapak masih bisa beraktifitas normal, bertani dan wirasuasta membuat kue pukis dan wafel yang disetorkan ke toko-toko dipasar Bangko, Bungo, Kerinci, Sarolangun dan pasar-pasar di komplek-komplek transmigrasi.

Lima tahun berlalu, tepatnya Agustus 2006 saya mendapat telpon dari Mamah, diujung telpon mamah bercerita dengan suara parau dan terisak menceritakan kondisi bapak yang semakin hari semakin kepayahan dengan batuk yang semakin parah, sayapun sukses dibuat nangis dan meneteskan airmata.

Kondisi terbaru Bapak

Kondisi terbaru Bapak

“Bapak udah tinggal tulang dan kulit, bapak pengen dibawa balik ke jawa, bapak gak mau dikuburkan di Tanjunglamin Jambi” begitu kata Mamah, kata-kata itu otomatis membuat saya seperti berhenti bernafas dan berusaha tenang untuk juga menenangkan Mamah bahwa semua akan baik-baik saja, walau sebenarnya saya sangat gusar dan gelisah karena saat itu tidak ada anak-anak yang bisa diandalkan di rumah karena sudah pada kuliah dan sekolah di Jawa.

Tanpa berfikir panjang, saya langsung mengajukan ijin cuti tahunan sama bos, yang artinya saya mendapatkan waktu 12 hari untuk pulang ke Jambi dan menjemput pulang Orang tua ke Cianjur.

Perjalanan penuh liku Jogja – Cianjur – Jambi dengan menumpang Family raya bisa ditempuh dengan lancar dan minggu pagi saya sudah sampai dan turun dipertigaan Desa Tanjung Lamin Jambi, begitu menginjakkan kaki perasaan saya sungguh tak karuan, campur aduk tak menentu, antara senang bisa kembali menginjakkan kaki  di Tanjung Lamin dan juga cemas bagaimana kondisi Bapak saat ini. Bergegas langkah kaki saya untuk bisa segera sampai rumah, dengan nafas memburu begitu sampai di halaman rumah saya disambut oleh Mamah dan langsung mendapat pelukan erat dari Mamah dan tumpahlah tangis kami berdua di halaman rumah, sesaat kemudian saya bertanya bagaimana kondisi bapak, mamah mengajak saya segera masuk ke rumah.

Begitu pintu rumah terbuka saya mendapati bapak sedang duduk sila dengan sederet obat yang siap diminum, dan kembali kami berpelukan erat dan bertangisan, yaps selain karena ini pertemuan setelah 5 tahun juga karena moment sakit Bapak makin menambah suasana melow, dan benar saja kondisi bapak sudah Balung dan Kulit sampai tidak tega saya untuk menatapnya *cry*.

Setelah tenang dan saling melepas kangen saya mendengarkan cerita pengobatan apa yang sudah dijalani oleh bapak, dan ternyata pengobatan yang dijalani baru sekedar pengobatan tradisional oleh tetangga yang menjadi tabib kampung, namun bapak merasakan setelah terapi 6 bulan tidak menampakkan perbaikan signifikan dan malah makin kepayahan, dan ternyata orangtua tak kuasa menolak penawaran pengobatan dari tetangga tersebut 😦 alhasil seperti dicekoki obat yang tak sesuai dengan sakitnya.

Namun permintaan utama orangtua adalah pengen segera balik ke Cianjur dan melanjutkan pengobatan di sana, saya putuskan keesokan harinya membawa bapak saya ke Puskesmas di Pamenang dengan berbekal kartu jamkesda, dan benar saja hasil pengecekan Bapak divonis kena TB Paru yang sudah level parah dan harus segera ditangani, singkatnya bapak mendapatkan asupan obat TB Paru untuk masa menggunaan 6 bulan ke depan, karena kami akan segera balik ke Cianjur, maka sayapun meminta surat pengantar supaya bisa tetap melanjutkan pengobatan di Cianjur nanti.

Singkatnya, seminggu kemudian kami pulang semua ke Cianjur dengan mencarter mobil, Alhamdulillah selama perjalanan Bapak tak mengeluhkan sakitnya dan malah terkesan ceria, mungkin juga karena psikologis sudah terbebas dari tekanan, Selasa sudah sampai ke Cianjur dan melanjutkan pengobatan di Puskesmas Cianjur.

Total pengobatan yang dilakukan bapak adalah 5×6 bulan atau lebih kurang 2,5 tahun, sampai pada titik Bapak akan menyerah karena efek samping obat yang membuat mual, pusing dan lidah pahit, tetapi kita pertahankan untuk terus konsumsi obat dan menamatkan terapi obatnya, dan alhamdulillah tamat. Hasil pengecekan terakhir di Lab Paru di Cianjur bapak sudah terbebas dari TB Paru dan tinggal proses recovery dari efek obat selama 2,5tahun tersebut.

Perlahan namun pasti bapak sudah bangkit kembali, menemukan keceriaan hidupnya, sudah bisa bertani kembali, berkebun dan memelihara ikan, Semoga sehat selalu.

Nasi Goreng Sapi Padmanaba

6 Februari 2015

Kuliner Jogja Istimewa itu memang tiada habisnya, mulai dari level angkringan sampai level resto hotel all you can eat ada di sini, Pilihan kuliner malampun sangat beragam.

Nasi Goreng Sapi Jumbo

Nasi Goreng Sapi Jumbo

Salahsatu Kuliner yang sudah lama dan sampai sekarang semakin banyak penikmatnya adalah Nasi Goreng Sapi ditrotoar selatan Padmanaba Kota Baru, terakhir saya menikmati kuliner ini adalah pada tahun 2011 itu artinya 4 tahun lalu.

Pada suatu malam sebelum menikmati #Jazzmbensenin di Bentara budaya, saya menyempatkan untuk bernostalgia, saat mampir parkiran motor dan mobil sudah penuh, sempat ragu untuk mampir karena antrian yang banyak, namun karena tahu bahwa proses penyajiannya terbilang cepat, kami pun order dua porsi versi jumbo dengan teh hangat.

Pelanggan setia menanti Hidangan

Pelanggan setia menanti Hidangan

Dengan posisi duduk lesehan disepanjang trotoar ditemani temaram lampu penerangan menambah asiknya nongkrong, tidak perlu waktu lama hanya sekitar 10 menit 1 porsi nasi goreng jumbo dan teh hangat sudah ada ditangan dan segera disantap selagi hangat.

oh ya pilihan menu di Warung Nasi Goreng Sapi ini sangat sederhana yaitu :

Nasi goreng sapi ukuran biasa Rp12.000

Nasi goreng sapi ukuran jumbo Rp13.000

Teh Hangat/Es Teh Rp1.000

Jadi untuk 2 porsi Nasi Goreng Sapi jumbo hanya Rp14.000 saja, murah meriah dan Nikmat!

Kunjungan wisata ke kota Malang

16 Januari 2015
Tugu Malang

Tugu Malang

Malang, apa yang terbersit pertama kali ketika mendengar nama itu? saya sendiri langsung teringat dengan Apel Malangnya.

Salahsatu kota yang menjadi tujuan kunjungan adalah kota-kota di Jawa Timur, Alhamdulillahnya saya berkesempatan untuk singgah ke Malang dalam rangka mengikuti rangkaian acara MalangBootCamp yang diselenggarakan di Hotel Ollino Garden.

Persiapan perjalanan ke Malang adalah dengan mempertimbangkan moda transportasi mana yang akan dipilih, apakah menggunakan Kereta Api atau Bus malam? setelah diskusi singkat dengan pertimbangan ongkos, akhirnya diputuskan menggunakan Bus malam Rosalia Indah, dengan biaya perjalanan 130.000/orang berangkatlah kami dari Pool Rosalia Indah Janti Ruko depan pintu gerbang arah bandara Jogjakarta.

Start pukul 20.00 Bus Rusalia Indah ukuran 3/4 melaju dengan mulus dari Jogjakarta menuju Malang, dengan singgah sebentar di Rumah Makan, tepat pukul 05.30 kami sudah tiba di Malang dan singgah untuk Sholat Subuh di masjid daerah Sukun.

Sekira Pukul 08.00 kami menggunakan angkot menuju Stasiun Malang Kota untuk menikmati kuliner Khas Madura yang ada di Malang yaitu Warung Bug Matira yang berada persis di sebelah Utaranya stasiun.

Kesan pertama sampai Malang? yaps kota yang sibuk dengan lalu lalang pengendara, dengan ramainya angkot dan mencerminkan sebagai sebuah kota Pendidikan di Jawa Timur, Malang mengasyikkan.

Setelah sarapan dan foto-foto sejenak kami melanjutkan perjalanan ke Ollino Garden Hotel dengan jalan kaki dari Stasiun Malang Kota dengan jarak tempuh 2 KM, lumayan berkeringat.

Jam 10.30 sudah tiba di Hotel, registrasi pada panitia dan segera check in, untuk sekedar melepas penat sebelum kembali melanjutkan aktivitas pada acara inti yaitu acara MalangBootCamp 2014. (bersambung)

Menakar Hubungan Blogger – Agency | #blogMT

8 Januari 2015

Menakar Hubungan Blogger – Agency | #blogMT.

Warung Spesial Welut – Nikmati Belut Godean

28 November 2014

Sudah lama tidak bercerita tentang Kuliner, kali ini saya mau cerita Kuliner khas Godean Jogja, kalau bulak balik lewat Jalan Godean itu sering banget, tapi untuk mampir secara khusus menikmati kuliner khas Godean baru kesampaian siang ini.

Welut Bakar Cobek

Welut Bakar Cobek

Mangut Welut

Mangut Welut

Kuliner kali ini adalah Belut!, hewan yang kaya akan kandungan gizi ini memang termasuk kuliner pilihan, karena tidak semua orang suka.

Warung Spesial Welut yang terletak di Jalan Godean – Sayegan ini menyediakan menu andalannya adalah berbagai macam olahan belut dan minuman khas Teh Laos.

Teh Laos dan Beer Pletok

Teh Laos dan Beer Pletok

Menu yang saya pilih adalah Welut Bakar Cobek ( Super Pedas ), dan Mas Rahmat memilih Mangut Welut, untuk minuman saya memilih Teh Laos dan Beer Pletok.

Setelah pesan dan menunggu sesaat menu yang dipesan sudah terhidang, Satu cobek berisi Welut bakar dan sepaket lalapan ( daun pepaya, timun, kemangi ) dan satu piring nasi putih. tanpa menunggu lebih lama langsung disantap!, kesan pertama daging welutnya lembut dan lezat dengan sensasi pedasnya menggoyang lidah, satu porsi nasi masih kurang hingga perlu tambah 1 porsi nasi lagi.

Daftar Harga menu

Daftar Harga menu

Karena saya penganut bahwa untuk makanan itu hanya ada dua rasa, yaitu Enak dan Enak Banget, jadi seporsi Welut Bakar Cobek ini rasanya luar biasa enak banget!, bagi yang tidak suka welut masih ada menu olahan lain yaitu Ayam dan ikan. Kuliner ini Bisa menjadi alternatif bila sedang berkunjung ke Jogjakarta.

Untuk mencapai Warung Spesial Welut ini perlu menempuh jarak 25KM dari Pusat kota menyusuri jalan Godean, ketika sudah sampai Pasar Godean, pada perempatan lampu merah belok kanan, 100 meter dari situ sudah terlihat papan namanya disebelah barat jalan.

Harga Olahan Welut Rp12.500

Harga Minuman : Rp2.500 – 3.000

Mari kita kuliner!